Tuesday, March 25, 2008

Facing Your Giant

Hadapilah ‘Raksasa-raksasa’ anda




Ketika Goliat bergerak maju untuk menyerang, Daud segera berlari untuk menyambutnya

(1 Samuel 17:48)


Kita pasti pernah membaca atapun mendengar cerita tentang pertarungan Daud melawan Goliat sang raksasa, yang akhirnya pertarungan itu dimenangkan oleh Daud. Secara pandangan manusia, kita barangkali melihat bahwa itu adalah hal yang mustahil dilakukan, bagaimana mungkin seorang yang kecil dan lemah bisa memenangkan pertarungan melawan seorang yang tubuhnya besar bagaikan raksasa seperti Goliat. Seperti cerita diatas, kita juga sebagai manusia mempunyai ‘goliat-goliat’ yang mau tidak mau, bisa tidak bisa, harus kita hadapi sepanjang hidup kita.Goliat yang harus kita hadapi tidak membawa pedang atau perisai , tapi Goliat kita mengacung-acungkan pisau pengangguran, pengasingan, kemalasan, penyakit, atau depresi.



Raksasa kita tidak seperti Goliatnya Daud yang tinggi besar yang berjalan naik turun di bukit Tarbatin, tapi raksasa kita melompat-lompat melalui kantor, tempat tidur, kelas dan dimanapun kita berada. Ia menghantui kita dengan tagihan yang tidak dapat kita bayar, kebiasaan buruk yang tidak dapat kita tinggalkan, kesalahan yang tidak dapat kita lupakan, masa lalu yang tidak dapat kita hapus dan masa depan yang tidak dapat kita hadapi. Goliat kita menguasai hari-hari dan menyusupi kegembiraan kita. Berapa lama ia telah memburu anda ?Namun sama seperti Daud, kita sebenarnya mampu menghadapi Goliat kita, sekalipun kita bukan orang yang paling kuat, paling cerdik, ataupun diperlengkapi dengan peralatan yang canggih. Allah yang pernah menolong Daud akan menolong kita juga.


Seperti dikatakan dalam 1 Samuel 17 : 48, Daud ketika berhadapan dengan Goliat segera berlari menyambutnya bukan ia menjadi takut ataupun mundur ketika melihat lawannya. Daud melihat apa yang tidak dilihat oleh orang lain dan menolak untuk melihat apa yang dilihat oleh orang lain. Semua orang, kecuali Daud tertuju kepada raksasa yang ganas dan memancarkan kebencian. Mereka semua yang menonton menaruh perhatian pada Goliat dan berfokus kepada raksasa tersebut. Tapi berbeda dengan Daud. Ia menaruh perhatian dan berfokus pada Allah. Ia melihat raksasa itu tentu saja; tetapi perhatiannya lebih tertuju kepada Allah. Coba kita dengar seruan peperangan Daud : “ Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam, Allah segala barisan Israel” dan Daud berlari melawan raksasanya.


Kapan kita melakukan hal yang sama ? Sejak kapan kita tidak berlari menghadapi tantangan? Kita cenderung mundur atau menyelinap pergi. Cobalah kita melakukan siasat yang berbeda. Seranglah raksasa kita dengan jiwa yang dipenuhi Allah. Raksasa perceraian, engkau tidak bisa memasuki rumahku! Raksasa depresi ? Mungkin aku harus berjuang seumur hidup, tetapi engkau tidak akan mengalahkanku. Raksasa alkohol, kemalasan, kesakitan, kegagalan, penyesalan, penolakan, perasaan tidak nyaman…. Enyahlah kau. Sejak kapan kita mengisi umban dan membidik raksasa kita?
Mau tidak mau kita harus menghadapi raksasa kita. Karena semakin kita tenggelam dalam masalah, dan kita tidak berlari menghadapinya maka semakin lama raksasa – raksasa kita akan semakin besar dan semakin kuat. Namun kita tidak perlu menghadapi raksasa kita sendiri. Pusatkanlah perhatian terutama terhadap Allah. Fokus kita harus kepada Allah bukan kepada raksasa yang harus kita hadapi.
Daud sama sekali tidak bertanya tentang beratnya lembing, ukuran perisai atau apapun tentang Goliat. Ia tidak menggerutu dan mengeluh serta berkata, “Tuhan, mengapa aku selalu mempunyai masalah-masalah besar ini?” Tidak, ia mengubah seluruh keadaannya melalui kata-kata yang keluar dari mulutnya. Ia tidak tinggal dalam kenyataan bahwa Goliat tiga kali lebih besar ukurannya darinya. Ia juga tidak tinggal dalam kenyataan bahwa Goliat adalah pejuang yang ahli dan ia hanyalah seorang anak penggembala. Tidak, ia tidak memusatkan perhatian pada besarnya penghalang di depannya. Akan tetapi, ia lebih banyak memusatkan pikirannya kepada Allah. Bacalah kata-kata Daud, yang menggarisbawahi hubungannya dengan Tuhannya.


  • “ Barisan dari Allah yang hidup” (1 Samuel 17 : 26)

  • “ Tuhan semesta alam, Allah segala barisan Israel” (1 Samuel 17: 45)

  • “ Tuhan akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku… supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah” (1 Samuel 17:46)

  • “ Tuhan menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran dan Ia pun meyerahkan kamu ke dalam tangan kami” (1 Samuel 17: 47)
Saat Goliat melihat betapa muda dan kecilnya Daud, ia mulai tertawa dan mengejek, “Apakah aku anjing sehingga engkau datang kepadaku dengan sebatang tongkat?” Tetapi Daud memandangnya tepat di mata, dan dengan tekad besar, ia berkata, “Dengar, Goliat, engkau datang kepadaku dengan sebilah pedang dan sebuah perisai, tetapi aku datang melawanmu dalam nama Tuhan Israel.” Nah, itulah kata-kata iman! Itulah jenis kata-kata yang kita harus belajar ucapkan dalam keseharian kita, khususnya dalam masa-masa kita menghadapi Goliat kita. Kita harus dengan tegas berkata, “Tuhan selalu membuat aku menang.”
Pikiran kepada Allah melampau pikiran kepada Goliat.


Bagaimana dengan kita ? Apakah kita juga akan lebih berfokus pada Allah dibandingkan pada raksasa kita ? Apakah kita melihat kasih Karunia Allah lebih banyak dibandingkan masalah kita ? Apakah daftar berkat yang kita terima lebih panjang dibandingkan daftar keluhan kita? Apakah kuasa Allah lebih besar dibandingkan ketakutan dan kekhawatiran kita ? Apakah kekuatan Allah lebih besar dibandingkan tuntutan hidup sehari-hari ?

Ada bebarapa saran bagaimana kita dapat menghadapi Goliat kita (bisa langsung kita praktekan ) :

  • Yang pertama tentu saja kita terlebih dahulu harus fokus kepada Allah, bukan kepada masalah yang kita hadapi. “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.” (Mazmur 46:2)

  • Mulailah hari dengan mempercayai bahwa kita akan menang. Setiap bangun pagi kita harus katakan berulang kali bahwa kita pasti bisa menang melawan raksasa kita hari ini. Hal ini akan mendorong kita memiliki positive thinking dan kita mempunyai semangat dalam menghadapi Goliat kita. Sebab ada tertulis, Jadilah kepadamu menurut imanmu.

  • Ketika kita dihadapi oleh masalah, kita harus berpikir bahwa setiap masalah pasti mempunyai jalan keluar dan pasti setiap masalah akan berlalu dari hadapan kita.Ada resep yang manjur ketika kita dibayangi oleh masa depan, masa lalu dan masa sekarang/ saat ini, yaitu :
  1. Katakan belum tentu : untuk rasa kuatir / takut akan apa yang akan terjadi
  2. Katakan sudah berlalu : untuk masa lalu / trauma yang sudah terjadi
  3. Katakan pasti berlalu : untuk masalah yang dihadapi saat ini


  • Tanamkan juga dalam pikiran kita bahwa Allah yang memilih kita untuk menghadapi masalah tersebut, karena Dia mengetahui kita mampu menghadapinya. “Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai, Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya” (Kor 10 : 13). Dan bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Roma 8:28)

  • Ingat juga bahwa semua rencana dan rancangan Allah adalah baik “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29 : 11)

Memang tidak mudah untuk menjalani semua itu, karena kita tidak terbiasa melakukannya. Tapi jika kita mau dan berusaha menjalankan point-point di atas maka kita akan terbiasa melakukannya setiap hari sehingga pikiran dan tindakan kita akan mengalami perubahan di dalam menghadapi setiap masalah.

Nah, sekarang siapkah kita menghadapi Goliat kita masing-masing ? Harus dengan yakin kita katakan kita siap bersama Allah yang mendukung kita.


Fokus pada raksasa – Anda tersandung

Fokus pada Allah – raksasa Anda terjungkal


Dikutip dari :

- Facing Your Giant ; Max Lucado
- Your Best Life Now ; Joel Osteen