Thursday, June 11, 2009

Bersembunyi dari Allah


Tidak ada satu makhluk pun yang tersembunyi dari pandangan Allah. Segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan-Nya. Dan kita harus memberi pertanggungjawaban kepada-Nya. Ibrani 4:13



Petak umpet


Pernahkah kita melihat anak-anak kecil yang sedang bermain petak umpet atau sembunyi-sembunyian ? waktu saya kecil pun saya sering bermain permainan tersebut. Satu anak mencari teman-temannya bersembunyi dan jika sudah mendapatkannya maka dia akan berteriak bahwa dia melihat anak yang sedang bersembunyi dan kemudian berlari kepada ‘posnya’ dan selanjutnya mencari kembali sisa anak yang lain yang masih bersembunyi. Jika setelah beberapa waktu ada anak yang masih belum ditemukan , bisa jadi si anak yang bersembunyi itu akan keluar dengan sendirinya dikarenakan dia merasa bosan ataupun lelah bersembunyi terus.


Makhluk Ciptaan


Seperti itulah kita sebagai manusia yang merasa dirinya dapat menyembunyikan diri dari kesalahan dan tingkah laku kita. Kita merasa dapat menyembunyikan semua kesalahan maupun sesuatu hal yang hanya kita sendiri yang mengetahuinya, dan kita pikir bahwa kita dapat menutupinya sepanjang waktu. Tapi sampai kapan kita dapat bertahan dengan semua itu ? Seperti juga seorang anak yang bersembunyi terus, maka kita pun dapat merasa lelah bersembunyi terus dari hal-hal yang seharusnya dapat kita ‘buka’.

Kita merasa kita dapat mengatasi setiap masalah dan persoalan yang kita hadapi dan dapat menutupi setiap kesalahan kita. Kita kadang lupa bahwa kita ini adalah makhluk ciptaan-Nya, dan sebagai makhluk ciptaan kita adalah manusia yang terbatas yang tidak dapat mengatasi semuanya sendirian . Kita kadang merasa sanggup merencanakan dan melakukan apapun dan kita berusaha sendiri untuk melakukannya, sehingga hal itu menjadikan kita manusia yang tidak membutuhkan orang lain dan tidak bergantung pada siapapun.

Begitupun dengan kesalahan yang kita sembunyikan, kita sering lupa bahwa ada Seseorang yang mengetahui apapun yang kita sembunyikan. Dia itu maha melihat, jadi tidak ada satu rahasia pun yang dapat kita sembunyikan dari-Nya. Tidak ada sesuatu yang dapat bersembunyi dihadapan Dia. Oleh sebab itu maka lebih baik kita mengakui setiap kesalahan dan rahasia kita. Janganlah kita seperti kisah Ananias dan Safira yang merasa dapat menyembunyikan rahasianya tapi ternyata akhirnya terbongkar juga. Roh Kudus maha tahu, sebagaimanapun kita menyembunyikannya, kita tidak mungkin dapat bersembunyi dari Nya. Kita pun kadang seperti kisah tersebut, yang kadang kala menyembunyikan sesuatu dari pandangan orang lain, seperti berbuat baik pada orang lain, menyumbangkan sesuatu ke gereja, dan hal-hal lain yang kelihatan baik, tapi ternyata semuanya itu hanya untuk dihormati dan dipuji oleh orang lain sedangkan di dalam hati kita merasa terbeban dengan semua perbuatan yang dilakukan.


Dia maha tahu


Di hadapan Tuhan kita semua adalah telanjang. Tuhan tidak perduli kita mau pakai taktik apa , ataupun pakai topeng apa. Yang Dia tahu kita adalah telanjang dimataNya dan makhluk ciptaanNya. Oleh sebab itu percuma saja kita menutupi semua hal yang kita ingin tutupi dari orang-orang disekitar kita, karena semua itu menjadi indah di mata orang lain tapi tidak di mata Tuhan. Inginkah kita menjadi sesuatu yang indah dipandang tapi ‘busuk’ di dalam?


Jadi sekarang, apakah kita akan terus bermain petak umpet dengan Tuhan ?

Tuesday, March 24, 2009

DAMAI

“Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4 : 7)


Arti Damai

Apakah kita pernah merasakan damai di hati ? Seperti apakah damai itu ? Banyak terdapat kata ‘Damai’ di dalam alkitab namun seringkali kita tidak mengetahui definisi arti damai itu sendiri. Dalam kamus bahasa Indonesia Damai diartikan sebagai tidak ada perang, tidak ada kerusuhan, aman, tenteram, tenang. *)

Di dalam Yohanes 14 : 27 tertulis “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” Jika kita merenungkan ayat ini maka kita dapat mengerti bahwa Yesus memberikan damai yang benar-benar menetap. Saya mengkategorikan damai menjadi 2 , yaitu damai Yesus ( yang berasal dari Allah) dan damai dunia .
Seperti apakah damai dunia? Damai dunia memberikan perasaan damai yang tidak menetap. Damai dunia aka ada jika segala sesuatu dalam hidup kita berjalan sesuai dengan keinginan kita. Misalnya kita menginginkan keuangan kita tercukupi, dan jika itu terlaksana maka kita akan mengalami damai, hati kita tenang. Sebaliknya jika keinginan kita tidak terpenuhi dan tidak berjalan seperti yang diinginkan, maka damai duniawi akan hilang, hati kita menjadi kuatir dan gelisah. Damai duniawi adalah damai yang bersyarat. Sedangkan damai yang berasal dari Allah adalah damai yang tetap yang tidak terpengaruh oleh keadaan dan situasi. Dalam Markus 4:40 Yesus menegur murid-muridNya, karena mereka kehilangan damai pada waktu badai menghantam perahu mereka. Yesus masih memiliki damai-Nya. Dia tidur di saat murid-muridNya kuatir dan sangat cemas. Bagaimana dengan kita ? Inginkan kita memiliki damai bersama Yesus ? Percaya saja padaNya dan damai akan berada di hati kita.


Cara memiliki damai (Allah) dan menikmatinya

Damai yang diberikan Nya selalu hadir pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sakit maupun sehat. Damai-Nya selalu hadir dalam berbagai situasi, kondisi dan keadaan. DamaiNya selalu bekerja di tengah-tengah badai dan tekanan yang menghimpit. Banyak orang tidak bisa menikmati damai karena mereka mengikuti kehendak mereka sendiri, bukannya kehendak Allah. Kadang kita kehilangan damai disebabkan oleh perbuatan ataupun sikap kita sendiri. Contohnya seseorang yang mengendarai mobil dengan tenang dari rumah menuju kantor tetapi tiba-tiba motor disampingnya mengenai spionnya dan langsung kabur. Maka orang tersebut langsung memaki-maki dan berteriak kepada motor yang sudah menjauh tersebut (yang sudah pasti tidak bisa mendengar dia diteriaki dan dimaki-maki). Orang tersebut langsung kehilangan ketenangannya dan damai yang dimilikinya. Bisa jadi sepanjang hari itu dia akan terus merasa kesal dan tidak nyaman. Jika saja dia dengan tenang menyikapi hal tersebut, dia tidak akan kehilangan energi untuk memaki-maki dan juga sisa hari itu dapat dilewati dengan tenang dan damai.

Hal lain yang dapat mencuri damai kita adalah Iblis. Kekuatan iblis adalah membuat kita cemas dan penuh ketakutan. Apabila kita memiliki situasi yang sulit, usahakan agar tetap tenang, jangan menjadi cemas. Kesenangan Iblis adalah membuat kita kuatir dan cemas. Setiap kali kita merasa gelisah ataupun cemas, tetaplah tenang dan berpikirlah: “ Apakah dengan kuatir dan cemas akan menyelesaikan masalah? Berdoalah setiap hari, jika mungkin setiap saat agar Allah memberi kita kekuatan untuk melawan kekuatiran dan kecemasan yang yang berasal dari Iblis. Iblis mencoba segala sesuatu agar kita kehilangan Damai-Nya. Majulah terus dan nikmati hidup sementara Allah menyelesaikan masalah-masalah kita. Susah memang untuk melakukan semua itu, bagaimana kita dapat tenang jika kita tidak punya uang untuk makan besok ? dan bagaimana kita tidak kuatir jika hujan turun terus menerus dan banjir akan mampir kerumah kita? Memiliki damai saat berada dalam penderitaan, terbaring karena sakit penyakit, saat usaha bangkrut, studi gagal, dll adalah perkara yang tidak mudah dan secara manusia mustahil karena damai orang pada umumnya sangat dipengaruhi beberapa hal :

1. Keadaan dan orang-orang di sekitar Tidak ada seorangpun berkuasa mengendalikan keadaan di sekitarnya, namun orang bisa mengendalikan hatinya. Perlakuan tidak adil, sikap kurang bersahabat atau orang-orang sekitar yang ucapan, sikapnya sering menyakiti kita akan mempengaruhi kondisi hati seseorang. Tetapi kita harus percaya bahwa hidup kita (termasuk sukacita dan damai) tidak ditentukan oleh perkataan atau tindakan orang lain terhadap kita.

2. Harta kekayaan. Banyak orang yang sangat bergantung pada harta atau banyaknya uang yang dimilikinya. Banyak yang kehilangan damai dikarenakan memikirkan harta. Banyak uang bingung menyimpannya , tidak punya uang bingung mendapatkannya.


Tapi kita dapat belajar dari 1 Petrus 5 : 7, “Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu”. Alkitab juga mengatakan bahwa Allah akan memenuhi segala keperluan kita (Filipi 4 :19). Jadi mengapa saya harus khawatir tentang hal itu ? Kekhawatiran tidak akan memberikan uang, dan juga tidak akan memberhentikan hujan. Jadi cobalah untuk tetap tenang, berdoa dan serahkan semuanya pada Tuhan sehingga kita dapat menikmati damai yang diberikanNya. Seringkali juga saya menguatirkan sesuatu dan berdoa tapi tetap juga rasa kuatir itu ada seperti menempel terus pada pikiran saya. Akhir-akhir ini saya menyadari bahwa semua yang saya lakukan hanyalah membuat saya menderita dan tidak menikmati damaiNya. Sekarang saya mencoba belajar untuk menghadapi masalah dengan berdoa, dan belajar menikmati damaiNya, karena bagian saya sudah saya lakukan dan saya tinggal menunggu Tuhan untuk menyelesaikan bagian-Nya dalam menyelesaikan masalah saya.

Sekarang, inginkah kita memiliki damai yang menetap ? Jika ya, buanglah segala kekuatiran. Marilah kita sama-sama belajar untuk memelihara damai yang diberikanNya agar damai sejahtera Allah memelihara hati dan pikiran kita dengan cara senantiasa berdoa, berpikiran positif/ benar dan melakukan kehendak Tuhan (Filipi 4 : 6-9)



Sumber :
- *) Kamus Besar Bahasa Indonesia
- Damai, Joyce Meyer, Immanuel, 2005
- Air Hidup, Pebruari 2009