Sunday, September 21, 2008

Berubahlah untuk maju

Segala tulisan yang diilhami Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik
(2 Timotius 3 : 16-17 )

Keluar dari Zona Nyaman

Berubahlah untuk maju ! Itulah slogan iklan susu di salah satu media elektronik. Kita cukup sering mendengar iklan itu ditayangkan namun kita tidak terlalu menggubrisnya. Padahal jika kita pikirkan dan artikan secara mendalam maka kehidupan kita haruslah seperti slogan iklan tersebut. Kita di dalam kehidupan ini dipercayakan Tuhan untuk menggali potensi diri yang ada di dalam diri kita. Tuhan sudah memberikan akal dan pikiran untuk kita gunakan didalam menjalani kehidupan ini. Oleh sebab itu kita dapat menggunakan hal tersebut untuk mengeluarkan kreativitas, ide maupun hal-hal yang dapat membuat kita dan orang lain berkembang. Kita harus berubah dan bergerak untuk maju, bukannya hanya puas dengan kehidupan kita yang sekarang sehingga kita menjadi orang yang diam ditempat saja. Rasa puas dan bersyukur dengan apa yang kita miliki itu sangat baik, tapi jangan disalah artikan bahwa kita sudah cukup puas pada keadaan kita sekarang dan lalu kita tidak melakukan sesuatu hal untuk membuat diri kita sendiri berkembang.
Begitu sering kita seperti seekor katak yang tinggal di sebuah danau yang kecil, yang tidak pernah melihat betapa luasnya laut. Kita telah terbiasa hidup dalam kehidupan kita yang sempit dengan cara pandang yang sempit pula. Kita telah terbiasa pada lingkungan kita yang nyaman, sehingga banyak orang telah merasa puas dengan apa yang telah dicapainya. Padahal jika kita dapat belajar untuk keluar dari lingkungan yang kita anggap nyaman, maka kita dapat melihat suatu keadaan dimana masih banyak kesempatan yang dapat kita raih dan masih banyak kemajuan yang masih dapat kita capai. Tuhan ingin agar kehidupan kita jauh lebih besar dan lebih baik daripada yang dapat kita bayangkan dan pikirkan. Kita harus berani untuk bermimpi lebih besar lagi tapi kita harus melakukan bagian kita dan keluar dari zona nyaman kita.

Jangan puas dengan perubahan kecil

Perubahan untuk maju dapat kita lakukan di dalam segi pekerjaan, usaha, jasmani maupun rohani. Banyak orang cukup puas dengan usaha yang telah dilakukannya seperti mengurangi kebiasan buruk ataupun belajar untuk meningkatkan kemampuan diri. Mulanya kita begitu bersemangat dan begitu berapi-api untuk memulainya. Tetapi setelah beberapa waktu kemudian, kita menjadi malas; lalu kita menjadi puas diri. Kita sudah merasa bahwa kita sudah melakukan usaha untuk melakukan perbaikan dan usaha itu menghasilkan sedikit perkembangan, lalu kita cukup puas pada hasilnya sehingga kita tidak melakukan usaha lagi untuk perbaikan.
Ada seseorang yang ingin merubah kebiasan buruknya dalam hal merokok. Dan dia berkata, “Saya sudah melakukan usaha untuk mengurangi kebiasaan merokok, dulu saya merokok dua bungkus sehari, dan sekarang hanya satu bungkus”. Dan ia cukup puas dengan usahanya sehingga kemudian tidak meneruskan usahanya kembali untuk mengurangi bahkan memberhentikan kebiasan buruknya itu. Dimana ia seharusnya bisa melakukan kemajuan lagi dengan usahanya untuk berhenti dari kebiasan buruknya .Banyak orang telah puas dengan apa yang sudah dicapainya, Kita merasa bahwa kita sudah maksimal didalam pekerjaan, karir, pendidikan, kreativitas maupun dalam hal kehidupan rohani. Padahal sebenarnya kita masih dapat melakukan usaha lain untuk mencapai perkembangan dan kemajuan yang lebih besar.
Kehidupan rohani kita pun demikian. Kita seringkali sudah merasa cukup dengan menghadiri kebaktian satu minggu sekali dan kita tidak pernah belajar lagi untuk mengembangkan kehidupan rohani dan iman kita. Padahal masih banyak yang masih dapat kita lakukan untuk memperkaya sisi kehidupan rohani kita. Kita dapat belajar dari buku-buku rohani yang dapat memotivasi kita untuk berkembang, belajar dari Pemahaman Alkitab, maupun dari persekutuan-persekutuan yang diadakan di Gereja maupun di rumah-rumah jemaat. Iman harus terus dibina dan dikembangkan. Kita tidak boleh puas dengan apa yang telah kita capai sekarang khususnya dalam kehidupan rohani. Jika kita tidak mengembangkan kehidupan rohani kita dan tidak membina iman kita, bisa jadi lama-kelamaan kita terseret oleh pengaruh lingkungan dan arus pergaulan yang dapat menyesatkan kehidupan kita. Kepekaan mendengar suara Tuhan hanya dapat kita punya jika kita belajar untuk menggali firmanNya, dalam hal ini belajar lebih dalam lagi tentang isi Alkitab.

Berkembanglah terus

Memang dibutuhkan usaha untuk bisa mencapai sasaran kita dalam kemajuan, dan usaha awal itu adalah permulaan yang baik. Tetapi jangan cepat merasa puas. Jangan puas dengan sedikit perkembangan. Untuk berkembang tidak akan pernah ada akhirnya. Kejarlah terus sasaran-sasaran yang lain. Kita diciptakan untuk sesuatu yang lebih baik. Segala sesuatu mungkin sulit, tidak ada yang mendukung kita untuk mencapai sasaran kita. Tapi ingatlah bahwa kita memiliki Tuhan yang akan menolong kita mewujudkan sasaran kita untuk berkembang kearah yang lebih baik. Tuhan adalah sumber dari semuanya dan sumber dari Tuhan tidak terbatas. Oleh sebab itu janganlah bosan untuk belajar, karena dengan belajar kita akan mendapatkan sesuatu pelajaran yang akan dapat membuat kita mengembangkan diri kita sendiri maupun orang lain. Sekarang marilah kita bertanya pada diri kita sendiri; Apakah kita puas dengan pengetahuan kita sekarang ? Bagaimana hubungan kita dengan Tuhan? Apakah ada kerinduan dalam hati kita untuk semakin mempererat hubungan itu? Apakah kita puas dengan apa yang sekarang kita ketahui tentang Alkitab? Apakah kita mau mengembangkan pengetahuan kita kearah yang lebih baik ?

Mulai sekarang marilah kita bersama-sama belajar untuk maju dan berkembang. Jangan pernah berhenti belajar. Seperti Amsal Salomo yang berkata : “Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan” (Amsal 19:20)

- Sentuhan hati. Vol.5, No. 7 Mei 2005
- Joel Oesteen, Your best life now, Immanuel, 2007

No comments: